Pelajaran 3

Aksara /ta/, /sa/ dan /nga/: ᯗ/ᯖ, ᯘ, ᯝ

Aksara ᯗ dan ᯖ (ta)

Untuk aksara /ta/ terdapat dua bentuk yang sangat berbeda: ᯗ dan ᯖ.

Bentuk ᯖ dipakai di Mandailing dan di Simalungun sedangkan bentuk ᯗ digunakan di Karo dan Pakpak. Di Toba baik ᯗ maupun ᯖ lazim dipakai, bentuk ᯗ terdapat di sekitar 60% naskah sementara bentuk ᯖ terdapat di sekitar 40% naskah. Jadi di daerah Toba, bentuk ᯗ lebih sering digunakan daripada bentuk ᯖ.

Aksara ᯘ (sa)

Tidak sulit untuk mengingat bentuk aksara /sa/ karena mirip dengan huruf Latin z. Namun demikian, cara penulisannya berbeda: pertama garis atas, lalu garis tengah, dan akhirnya garis bawah.

Aksara ᯝ (nga)

Bila kita memperhatikan bunyi /ng/ dalam bahasa Indonesia, misalnya dalam kata sungai maka apa yang ditulis dengan dua huruf sesungguhnya hanya satu bunyi yang oleh para ahli bahasa ditulis [ŋ].

Aksara /nga/ hanya boleh ditulis pada awal suku kata seperti pada kata marngamngam: ᯔᯒ᯲ᯝᯔ᯲ᯝᯔ᯲ (mar=ngam=ngam). Aksara /nga/ tidak dapat dimatikan dengan menggunakan pangolat. Kita boleh menggunakan /nga/ pada kata sangap karena kata tersebut terdiri atas dua suku kata, yakni sa + ngap.

Sedangkan pada kata sanggar kita tidak boleh menggunakan /nga/ karena kedua suku kata adalah sang + gar. Dalam hal ini bunyi [ŋ] terdapat pada akhir suku kata. Cara penulisan yang tepat akan ditunjukkan pada pelajaran berikut.

Latihan