Pelajaran 7

Aksara ᯤ [i] dan ᯥ [u]

Kedua aksara memiliki bentuk yang persis sama jika satu di antaranya diputar 180 derajat. Ketiga garis bisa lurus, tetapi garis terpanjang terkadang sedikit melengkung.

Aksara ᯤ [i] dan ᯥ [u] hanya dapat digunakan di awal kata atau di awal suku kata. Kata sai (/ai/ BUKAN diftong), yang terdiri dari suku kata sa dan i, harus ditulis ᯘᯤ. Kata haudanan ‘ kehujanan’ harus ditulis ᯂᯥᯑᯉᯉ᯲. Pada kata igung, yang terstruktur i-gung, hanya [i] yang dapat ditulis dengan aksara /i/ sementara bunyi [u] harus ditulis menggunakan diakritik (lihat Pelajaran 6): ᯤᯞᯮᯰ

Jika Anda tidak yakin apa yang merupakan suku kata dan apa yang tidak, cukup ikuti aturan sederhana: jika [i] dan [u] berada di awal kata atau jika i dan u mengikuti vokal, maka Anda harus menggunakan ᯤ dan ᯥ. Pada kata mardai ada vokal [a] sebelum vokal [i]. Oleh karena itu mardai ditulis ᯔᯒ᯲ᯑᯤ. Juga kata mauli harus ditulis ᯔᯥᯞᯪ. Hanya [u] yang dapat ditulis dengan aksara /u/ sedangkan untuk [i] kita harus menggunakan diakritik.

Tetapi apa yang harus kita lakukan dalam kata seperti parulian? Struktur suku kata adalah par-u-li-an karena par- adalah awalan. Oleh sebab itu maka kita harus menulisnya ᯇᯒ᯲ᯥᯞᯪᯀᯉ᯲. Namun, dalam naskah Batak kita juga sering menemukan ejaan ᯇᯒᯮᯞᯪᯀᯉ᯲ atau ᯇᯒᯮᯞᯪᯛᯉ᯲. Ejaan dalam naskah Batak memang tidak konsisten.

Latihan