
Artikel-artikel yang kami terjemahkan berasal dari majalah Berichte der Rheinischen Missionsgesellschaft (BRMG). Sebagian dari artikel BRMG merupakan sumber primer karena ditulis langsung oleh pihak RMG di Barmen namun nama pengarang biasanya tidak disebut. Di antara keenam artikel yang diterjemahkan terdapat dua yang bisa dianggap sebagai sumber sekunder yaitu “Perang di Toba” yang merupakan salinan dari sepucuk surat yang ditulis oleh penginjil Metzler (15-3-1878 Nomor arsip RMG 1.937 Bd.1), dan “Laporan Terakhir tentang Perang di Toba” yang ditulis berdasarkan surat Nommensen (20-6-1878, No. arsip RMG 1.926 Bd.1).
Surat asli dari para misionaris dicetak di BRMG setelah disunting oleh para editor. Proses penyuntingan itu biasanya hanya sekadar meluruskan salah ejaan dan gaya bahasanya tanpa mengubah isinya. Namun demikian, sekali-sekali para editor melakukan pengeditan bila para misionaris terlalu kuat mengecam pemerintah kolonial. Hal itu terjadi pada surat penginjil Pilgrim yang pada 25-11-1887 menulis tentang Perang Toba Kedua:
[su_icon_text color=”#333333″ icon=”icon: quote-left” icon_color=”#333333″ icon_size=”14″ target=”blank”]Para serdadu telah kembali dari Dolok Sanggul. Baru tadi Kontelir Welsink datang kemari. Mereka membakar 60 kampung yang indah. Para musuh mengungsi ke hutan dengan membawa harta karun mereka dan tidak kembali selama enam minggu. Melalui seorang pengantara mereka dipaksa untuk membayar denda 1500 Gulden. Bangkara dan Lintong akan dihukum dari Danau Toba karena pemerintah akan mengirim kapal ke Danau Toba. Mudah-mudahan hal itu akan berakibat positif terhadap Si Gaol dan Samosir sehingga kita dengan aman bisa menyebarkan injil. Beberapa hari yang lalu kami diberitahu oleh Nommensen bahwa Sarbet (?) dan 15 orang Aceh berada di Samosir. Maunya dengan bantuan Tuhan injil dapat juga dibawa kepada orang Aceh yang selama ini berada di kemelut perang. Sampai sekarang yang mereka dapatkan dari kita orang Eropa hanyalah peluru dan mesiu. Tidak mengherankan kalau mereka membalas dengan menyerang kita seperti harimau. (RMG 1.941 tertanggal 25-11-1887)[/su_icon_text]Cuplikan dari surat asli Pilgram di atas diterbitkan dalam BRMG dalam versi yang lebih pendek dan lebih moderat:
[su_icon_text color=”#333333″ icon=”icon: quote-left” icon_color=”#333333″ icon_size=”14″ target=”blank”]Para serdadu sudah kembali dari Dolok Sanggul. Mereka membakar sejumlah kampung, dan musuh didenda 1500 Gulden, tetapi itu pun hanya melalui seorang pengantara karena sejak enam minggu mereka tidak kelihatan lagi. Bangkara dan Lintong direncanakan akan dihukum dari Danau Toba melalui kapal yang akan diluncurkan. (BRMG 1888:42-43)[/su_icon_text]Jadi ekspresi simpati dengan korban perang tidak dimuat oleh pihak RMG.
Penulis buku ini telah membaca kedua surat yang asli yang kini berada di arsip RMG di Wuppertal dan membandingkannya dengan salinannya di BRMG. Nommensen dan Metzler menulis suratnya dengan tangan dan tentu terdapat beberapa kesalahan dalam ejaan atau tata bahasa. Oleh sebab itu semua surat diperiksa dulu untuk memastikan tiada kesalahan yang sempat masuk ke edisi cetakan. Proses penyuntingan yang dilakukan oleh staf editorial RMG sama sekali tidak mengubah arti surat asli melainkan hanya meralat kesalahan atau menambahkan informasi waktu bilamana dianggap perlu.
Berikut ini foto halaman pertama surat Nommensen yang ditujukan kepada “Lieber Herr Inspektor” (Tuan Direktur yang terhormat). Tampaknya surat Nommensen dicetak ulang dalam BRMG dengan sangat akurat. Satu-satunya perbaikan yang dibuat oleh para pengedit ialah penambahan “im Juni 1877” (pada bulan 1877)
Demikian pula pada halaman-halaman berikut pihak RMG hampir tidak melakukan penyuntingan apa-apa melainkan menyalin teks tanpa mengubahnya sama sekali.