Para Ahli Aksara
Kursus ini dikembangkan oleh Prof. Dr. Uli Kozok, profesor bahasa Indonesia di University of Hawaii at Manoa dengan bantuan Nelson Lumbantoruan, Manguji Nababan, dan Giuseppina Monaco.
Selain kursus “kilat”, kami juga menawarkan kursus yang mencakup semua varian aksara Batak. Kursus “lengkap” tersebut terutama diuntukkan mahasiswa bahasa daerah, para peneliti, dan siapa saja yang menaruh minat pada paleografi Asia Tenggara.
Sejarah Ringkas Aksara Batak
- Kebanyakan aksara di Indonesia dan Pilipina di luar aksara Jawa, Sunda, dan Bali, menyebut aksaranya dengan istiah surat. Dari situ kita mengetahui bahwa semua aksara “surat” ini (Surat Incung Kerinci, Surat Ulu (Bengkulu), Suhad Lampung, Surat Bugis, Surat Mangyan, Súlat Kapampángan, Sulat Tagbanwa) memiliki moyang yang sama.
- Semua aksara “surat”, dan terutama Surat na Sampulu Sia (aksara Batak) menunjukkan ciri-ciri khas yang membuktikan asal usulnya dari aksara Sumatra Kuna. Aksara Sumatera Kuno itu sendiri berasal dari aksara Brahmi Selatan (Palawa) dan digunakan di prasasti yang terdapat di Srivijaya, Malayu-Jambi, Padang Lawas, dan Barus. Aksara Sumatera Kuno sangat mirip dengan aksara Jawa Kuno (Kawi).
- Studi perbandingan semua aksara Batak memperlihatkan bahwa aksara Batak berkembang dari selatan ke utara. Aksara Batak yang paling tua adalah aksara Angkola-Mandailing. Kemungkinan besar bahwa suku Angkola mendapatkannya dari aksara Sumatera Kuno yang digunakan di komplek percandian Padang Lawas.
- Seperti semua aksara kuno di Asia Tenggara, aksara Batak juga termasuk rumpun aksara India.
Hubungi Kami
Silakan email support@aksara-batak.com