Suku kata yang terdiri dari urutan Konsonan-Vokal-Konsonan (KVK) sangat umum dalam bahasa-bahasa Batak dan juga pada bahasa Indonesia.
Kata buhit terdiri atas dua suku kata yaitu bu=hit. Suku kata yang pertama adalah suku kata terbuka karena berakhir dengan vokal. Jadi struktur suku kata bu adalah KV. Sedangkan suku kata kedua, hit, adalah suku kata tertutup karena berakhir dengan konsonan.
Kalau vokal yang ada dalam struktur suku kata KVK adalah [a] maka tidak ada masalah dalam penulisannya.
ᯅᯬᯘᯉ᯲ | bosan ‘bosan’ |
ᯘᯮᯂᯖ᯲ | suhat ‘takaran’ |
ᯘᯉ᯳ᯑᯰ | sandang ‘sandang’ |
ᯘᯂᯗ᯲ | sahat ‘sampai’ |
ᯇᯬᯒ᯳ᯄᯘ᯳ | porhas ‘petir’ |
Namun, bila dalam struktur KVK vokal itu merupakan i, ǝ, e, o, atau u, maka diakritik jatuh pada konsonan terakhir sebelum tanda bunuh. Hal ini berlaku untuk semua bahasa Batak. Misalnya kata pir ‘keras’ (T, M) tidak boleh ditulis ᯇᯪᯒ᯲ melainkan harus ditulis ᯇᯪᯒ᯲! Kata borit ‘sakit’ (S) ditulis ᯅᯬᯓᯫᯖ᯳; meter [mǝtǝr] ‘cepat’ (K) ditulis ᯔᯧᯗᯧᯒ᯳ dan sebagainya. Berikut beberapa contoh:
ᯅᯬᯘᯬᯞ᯳ | bosol ‘bengkak’ |
ᯘᯮᯂᯖ᯲ | suhut ‘ketua’ |
ᯅᯪᯉ᯳ᯘᯒ᯳ | binsar ‘terbit’ |
ᯘᯬᯉ᯳ᯑᯰ | sondang ‘cahaya’ |
ᯘᯄᯪᯗ᯲ | sahit ‘sakit’ |
ᯇᯬᯒ᯳ᯄᯪᯘ᯳ | porhis ‘semut’ |
Mengapa ada cara yang sedikit rumit ini? Kita tidak tahu alasannya. Kalau kita bandingkan dengan aksara kerabat seperti Surat Incung Kerinci, Surat Ulu (Bengkulu dan Sumsel), atau aksara Jawa, tidak ada peraturan seperti itu. Bahkan Jawa Kuno dan Aksara Malayu (Jambi & Minangkabau) tidak mengenal cara penulisan seperti yang terdapat pada aksara Batak.
Pokoknya kita harus menerimanya sebagai keunikan aksara Batak.
Jawablah pertanyaan berikut:
Baca ke-9 kata berikut. Perhatikan bahwa kata-kata itu berasal dari berbagai bahasa Batak.
1. ᯑᯬᯞᯬᯂ᯳ | 2. ᯅᯬᯒ᯲ᯝᯪᯉ᯲ | 3. ᯂᯮᯞᯪᯖ᯲ |
4. ᯖᯝᯪᯘ᯲ | 5. ᯚᯛᯮᯒ᯲ | 6. ᯆᯧᯒ᯳ᯎᯧᯱ |
7. ᯖᯇᯪᯘ᯲ | 8. ᯔᯩᯖ᯲ᯔᯩᯖ᯲ | 9. ᯎᯬᯂ᯲ |
Setelah Anda membacanya, tulislah ke-9 kata dengan huruf Latin sesuai dengan nomornya: