Pelajaran 9

Aksara [i] dan [u]

Kedua aksara memiliki bentuk yang persis sama jika satu di antaranya diputar 180 derajat. Biasanya ketiga garis lurus, tetapi garis terpanjang terkadang sedikit melengkung. Aksaranya sama pada semua tulisan Batak.

Aksara [i] dan [u] hanya dapat digunakan di awal kata atau di awal suku kata. Kata sai (/ai/ BUKAN diftong), yang terdiri dari suku kata sa dan i, harus ditulis ᯘᯤ. Kata haudanan ‘kehujanan’ harus ditulis ᯂᯥᯑᯉᯉ᯲. Pada kata igung , yang terstruktur i-gung, hanya [i] yang dapat ditulis dengan aksara /i/ sementara bunyi [u] harus ditulis menggunakan diakritik (lihat Pelajaran 8): ᯤᯞᯮᯰ

Jika Anda tidak yakin apa yang merupakan suku kata dan apa yang tidak, cukup ikuti aturan sederhana: jika [i] dan [u] berada di awal kata atau jika mereka mengikuti vokal, maka Anda harus menggunakan dan . Dalam kata mardai ada vokal [a] sebelum vokal [i]. Oleh karena itu mardai ditulis ᯔᯒ᯲ᯑᯤ. Juga kata mauli harus ditulis ᯔᯥᯞᯪ. Hanya [u] yang dapat ditulis dengan aksara /u/ sedangkan untuk [i] kita harus menggunakan diakritik.

Tetapi apa yang harus kita lakukan dalam kata seperti parulian? Struktur suku kata adalah par-u-li-an karena par- adalah awalan. Oleh sebab itu maka kita harus menulisnya ᯇᯒ᯲ᯥᯞᯪᯀᯉ᯲. Namun, dalam naskah Batak kita juga sering menemukan ejaan ᯇᯒᯮᯞᯪᯀᯉ᯲ atau ᯇᯒᯮᯞᯪᯛᯉ᯲. Ejaan dalam naskah Batak memang tidak konsisten.

Latihan