Aksara /ta/ terdiri dari tiga garis. Pertama garis pendek di sebelah kiri atas, lalu garis yang berbentuk S yang terbalik 90 derajat, dan lalu garis pendek di kanan bawah: ᯗ.
Tidak sulit untuk mengingat bentuk aksara /sa/ karena mirip dengan huruf Latin z. Namun demikian, cara penulisannya berbeda: pertama garis atas, lalu garis tengah, dan akhirnya garis bawah.
Bila kita memperhatikan bunyi /ng/ dalam bahasa Indonesia, misalnya dalam kata sungai maka apa yang ditulis dengan dua huruf sesungguhnya hanya satu bunyi yang oleh para ahli bahasa ditulis [ŋ].
Aksara /nga/ hanya boleh ditulis pada awal suku kata seperti pada kata ringan yang terdiri dari dua suku kata ri+ngan: ᯒᯫᯝᯉ᯳. Kita tentu juga menggunakan /nga/ pada awal kata seperti dalam kata ngalo ᯝᯞᯨ. Aksara /nga/ tidak dapat dimatikan dengan menggunakan penengen.
Sedangkan pada kata enggo kita tidak boleh menggunakan /nga/ karena kedua suku kata adalah eng + go. Dalam hal ini bunyi [ŋ] terdapat pada akhir suku kata. Cara penulisan yang tepat akan ditunjukkan pada pelajaran berikut.