Aksara /wa/ dan /ya/ memiliki dua fungsi:
1. Dalam bahasa Karo bunyi [j] (y dalam ejaan bahasa Karo) terdapat dalam sejumlah kata seperti sembuyak, bayo, sementara bunyi [w] terdapat dalam kata waluh, pawang dsb.
2. Kedua aksara juga sering digunakan di dalam naskah Karo untuk menyambung dua vokal. Tua, misalnya lazim ditulis /tuwa/, genduari ditulis /genduwari/, sia ditulis /siya/, dsb.
Penulisan seperti di atas malahan bukan hanya lazim, tetapi di dalam naskah Karo cara penulisan seperti ᯑᯬᯀ /dua/ malahan boleh dikatakan tidak lumrah. Hal yang sama juga berlaku untuk kata sia yang ditulis ᯘᯫᯜ /siya/, dan bukan ᯘᯫᯀ /sia/!
Cara menulis /ya/ dengan dua garis: Garis pendek horisontal ditulis dulu, diikuti oleh garis yang lekung.
Bentuk aksara /wa/ dalam semua bahasa Batak sama, yaitu ᯋ. Cara menulis /wa/ dengan menuliskan tiga garis. Garis panjang yang berlekung dulu, baru ditambah kedua garis pendek horisontal.
Kedua aksara memiliki bentuk yang persis sama jika satu di antaranya diputar 180 derajat. Ketiga garis bisa lurus, tetapi garis terpanjang terkadang sedikit melengkung.
Pada umumnya vokal selain daripada vokal [a] ditulis dengan anak aksara. Anak aksara digunakan untuk mengubah aksara. Misalnya aksara ᯆ (ba) bisa menjadi ᯆᯫ (bi) atau ᯅᯬ (bu).
Tetapi apa yang dapat kita lakukan bila kita mau menulis iukurna (dipikirkannya)? Karena bunyi [i] berada pada posisi awal maka kita tidak dapat menggunakan anak aksara.
Aksara ᯤ [i] dan ᯥ [u] hanya dapat digunakan di awal kata atau di awal suku kata. Pada kata ᯂᯬᯤᯑᯱ kuidah ‘saya lihat’, dengan struktur suku kata ku=i=dah, maka [i] harus ditulis dengan aksara ᯤ sementara [u] harus ditulis dengan anak aksara yang berbentuk silang.
Demikian juga pada kata iluh ‘air mata’ atau igung ‘hidung’. Karena bunyi [i] berada pada posisi awal maka ditulis ᯤᯞᯬᯱ dan ᯤᯎᯬᯰ. Pada kata yang terstruktur i=gung, hanya [i] yang dapat ditulis dengan aksara ᯤ sementara bunyi [u] harus ditulis dengan menggunakan anak aksara (lihat Pelajaran 6).
Jika Anda tidak yakin apa yang merupakan suku kata dan apa yang tidak, cukup ikuti aturan sederhana: jika [i] atau [u] berada di awal kata atau jika [i] atau [u] mengikuti vokal, maka Anda harus menggunakan ᯤ dan ᯥ.
Tentu saja demikian juga halnya dengan aksara ᯥ /u/. Bagaimana kiranya kita menulis kata uli ‘baik, bagus’? Bagaimana kita menulis [u] dan bagaimana kita menulis [i] dalam kata uli? Coba Anda menulisnya.