Hari ini kita akan mempelajari hanya dua aksara baru, yakni ᯀ /a/ yang mewakili baik /a/ maupun /ha/dan ᯂ /ka/.
Karena bunyi [a] “lengket” pada setiap aksara konsonan, maka kita hanya menggunakan ᯀ bila ada kata atau suku kata yang berawal [a] di posisi awal kata atau awal suku kata seperti pada kata anak (a=nak).
Aksara ᯀ memiliki nilai fonetis kedua, yaitu /ha/.
Aksara ini ditulis dengan dua garis. 1. Garis panjang berbentuk u terbalik yang condong ke kanan, dan 2. garis kecil ditarik dari kanan ke kiri.
Nilai aksara ini selalu /ka/ seperti dalam kata ᯂᯔ᯳ kam ‘Anda, kamu’ atau ᯀᯂᯬ aku ‘saya, aku’ .
Di antara kelima bahasa Batak, hanya bahasa Karo (dan Pakpak) mengenal bunyi /ca/. Oleh sebab itu, maka pada bahasa Batak yang lain (Simalungun, Toba, dan Angkola-Mandailing) tidak ada aksara untuk /ca/. Akan tetapi abjad Simalungun, Toba, dan Angkola-Mandailing memiliki aksara untuk /nya/. Bunyi /nya/ tidak ada dalam bahasa Karo maka aksara ᯠ (nya) digunakan untuk bunyi [c].
Di dalam bahasa Karo nilai aksara ᯠ selalu /ca/ seperti dalam kata kaca: ᯂᯠ.
[qdeck align=”center” style=”width: 700px; height: 160px; border: 2px solid #cc0000;”]
[q]ᯗ[a]ta
[q]ᯒ[a]ra
[q]ᯑ[a]da
[q]ᯉ[a]na
[q]ᯆ[a]ba
[q]ᯝ[a]nga
[q]ᯐ[a]ja
[q]ᯔ[a]ma
[q]ᯇ[a]pa
[q]ᯎ[a]ga
[q]ᯘ[a]sa
[q]ᯞ[a]la
[q]ᯣ[a]mba
[/qdeck]
[su_spacer size=”50″]
Perhatikan bahwa ada sepuluh latihan. Gunakan panah biru untuk maju dan mundur di antara ke-10 latihan. Anda bisa juga menggunakan bulatan kecil abu-abu.